Program MBG Tuai Apresiasi, Dapur Gizi di Surabaya Jadi Rujukan Nasional
SURABAYA, Infopol.news – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang digagas Presiden Prabowo Subianto mendapat apresiasi dari Anggota Komisi X DPR RI, Reni Astuti. Legislator asal Fraksi PKS tersebut menilai implementasi program ini di Kota Surabaya berjalan sangat baik, khususnya di Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Nikmat Barokah yang berlokasi di Jalan Wisma Kedung Asem Indah Blok HH-10, Rungkut.
Kunjungan Reni ke dapur gizi tersebut pada Senin, 13 Oktober 2025, dilakukan untuk meninjau langsung pelaksanaan program sekaligus memberi dukungan penuh terhadap inisiatif pemerintah dalam meningkatkan asupan gizi anak-anak Indonesia.
“Secara substansi, program ini luar biasa. Selain memenuhi kebutuhan gizi anak, MBG juga membuka lapangan pekerjaan, memutar produktivitas pangan dalam negeri, dan manfaatnya langsung dirasakan anak-anak kita,” ujar Reni.
Reni mengaku sengaja meninjau SPPG Nikmat Barokah karena dapur ini menjadi salah satu yang dinilai berhasil menjalankan program tanpa kendala, berbeda dengan beberapa lokasi lain yang sempat mengalami kasus keracunan makanan.
Setibanya di lokasi, Reni mengapresiasi standar kebersihan dan manajemen dapur yang mampu memproduksi hingga 3.960 paket makanan siap saji setiap hari. Ia menilai pengelolaan yang diterapkan sudah memenuhi standar ideal.
“Saya mengamati, mengolah makanan sebanyak ini setiap hari, tapi di lokasi sama sekali tidak tercium bau sampah. Tempatnya bersih, SOP-nya jelas, dan pembagian ruangannya tertata rapi,” katanya.
Reni juga menyoroti aspek penyimpanan bahan baku yang dinilai sangat baik. “Bahan yang harus dijaga suhunya ditempatkan di ruangan khusus dengan freezer memadai. Ompreng dari penyimpanan hingga pencucian sangat steril, bahkan tersedia instalasi pengolahan air limbah (IPAL),” ujarnya.
Ia menilai, alur kerja SPPG Nikmat Barokah sudah sangat baik, mulai dari pengolahan bahan, proses memasak, hingga pengemasan dan pengiriman. Karena itu, Reni optimis program MBG akan berjalan sesuai harapan pemerintah.
Terkait adanya kasus di beberapa daerah, Reni mengapresiasi langkah cepat pemerintah yang menutup sementara SPPG bermasalah. Ia juga mendorong Badan Gizi Nasional (BGN) untuk menetapkan dapur seperti Nikmat Barokah sebagai percontohan nasional.
“Saya kira, SPPG Nikmat Barokah ini bisa dijadikan model. Dengan begitu, dapur-dapur gizi di daerah lain memiliki rujukan nyata, bukan sekadar teori SOP di atas kertas,” tegasnya.
Sementara itu, pemilik SPPG Nikmat Barokah, Yayuk Eko Agustin, menjelaskan bahwa dapur gizi miliknya menyalurkan 3.960 paket makanan setiap hari ke sembilan sekolah dasar dan menengah di sekitar wilayah Rungkut.
Untuk mendukung kegiatan tersebut, sebanyak 50 warga sekitar dilibatkan sebagai tenaga kerja. Mereka bekerja selama delapan jam di dapur seluas 450 meter persegi yang mengedepankan proses steril, higienis, dan bergizi seimbang.
“Kami mulai bekerja pukul dua dini hari, dari mencuci ompreng hingga menyiapkan makanan agar semuanya tersaji dalam kondisi fresh. Niat kami ibadah, jadi semua terasa ringan dan berjalan sesuai rencana,” ujar Yayuk.
Pengiriman makanan dilakukan dua kali setiap hari, pada pukul 09.00 dan 11.00, agar makanan sampai tepat waktu dan tetap terjaga kualitasnya.



Post Comment