DPRD Surabaya Usulkan Revitalisasi Pasar Jadi Rusun Terpadu, Antrean Hunian Capai 14 Ribu Warga

SURABAYA, Infopol.news – Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya menghadapi tantangan serius dalam penyediaan hunian layak bagi warga. Hingga Maret 2025, jumlah warga yang mengantre untuk menempati rumah susun sederhana sewa (rusunawa) mencapai 14.000 orang, sementara unit yang tersedia hanya sekitar 5.233 unit dari total 23 lokasi rusunawa yang telah dibangun.

Menanggapi kondisi tersebut, DPRD Kota Surabaya melalui Ketua Komisi A, Yona Bagus Widyatmoko, mengusulkan langkah terobosan berupa pembangunan rumah susun vertikal yang terintegrasi dengan pasar tradisional. Usulan ini muncul setelah Panitia Khusus (Pansus) Hunian Layak DPRD melakukan kunjungan kerja ke Jakarta dan meninjau Rusunawa Pasar Rumput, yang dinilai berhasil menggabungkan fungsi hunian dan ekonomi dalam satu kawasan.

“Rusunawa Pasar Rumput bisa menjadi inspirasi. Tiga lantai pertama digunakan untuk pasar, sementara lantai empat hingga dua puluh lima dimanfaatkan sebagai hunian sebanyak 1.984 unit,” ujar Yona dalam keterangannya.

Menurutnya, model serupa dapat diterapkan di Surabaya, terutama di pasar-pasar besar seperti Pasar Keputran, Pasar Tambakrejo, dan Pasar Wonokromo. Konsep integrasi tersebut dinilai efektif mengatasi keterbatasan lahan sekaligus menghidupkan kembali aktivitas pasar tradisional.

“Dengan adanya penghuni rusun di atas pasar, mereka otomatis menjadi konsumen tetap. Ini bisa menghidupkan pasar sekaligus memberikan solusi hunian,” jelasnya.

Yona juga mencontohkan bahwa pendekatan serupa secara terbatas telah diterapkan di Pasar Tambakrejo, yang kini terhubung dengan Kaza Mall dan Hotel Palm Park.

Lebih lanjut, ia menegaskan bahwa implementasi konsep ini memerlukan kerja sama lintas sektor. Ia menyambut baik keterbukaan dari Pemkot Surabaya dalam melibatkan pihak swasta seperti REI, Apersi, dan Yayasan Kas Pembangunan (YKP) dalam merespons kebutuhan hunian layak.

“Pembangunan kota tidak bisa hanya mengandalkan pemerintah. Perlu sinergi dengan pengembang dan pemangku kepentingan lainnya,” tegasnya.

Tak hanya itu, Yona turut mengajak media massa untuk berperan aktif dalam menyosialisasikan program-program strategis Pemkot. Ia menilai masih banyak program positif yang belum dikenal luas oleh masyarakat akibat kurangnya publikasi.

“Peran media sangat penting untuk memperluas gaung program pemerintah. Mari bersama kita dorong agar masyarakat tahu dan terlibat,” pungkasnya. (Masbay)

Tinggalkan komentar