Kolaborasi Densus 88 dan Pemkot Surabaya Perkuat Proteksi Digital untuk Pelajar

SURABAYA, Infopol.news – Perkembangan teknologi digital yang semakin pesat kini turut dimanfaatkan kelompok ekstrem untuk melakukan rekrutmen dan penyebaran ideologi radikal. Pola pergerakan yang dulu dilakukan secara langsung, kini berpindah ke ruang-ruang digital, mulai dari media sosial hingga permainan daring, dengan menyasar Generasi Z sebagai target utama.

Menyikapi fenomena tersebut, Detasemen Khusus (Densus) 88 Anti Teror Polri bersama Pemerintah Kota Surabaya menjalin kolaborasi guna memperkuat literasi digital aman bagi pelajar. Upaya ini diawali dengan Deklarasi Anak Surabaya Digital Aman serta penandatanganan Tri Darma Digital yang digelar serentak pada Kamis, 27 November 2025.

Kepala Satuan Tugas Wilayah (Kasatgaswil) Jawa Timur Densus 88 Anti Teror Polri, Kombes Pol Samsul Priasmoro SIK, menegaskan pentingnya kerja sama berbagai pihak untuk mencegah masuknya paham radikalisme dan konten kekerasan berlebihan ke lingkungan anak-anak melalui platform digital.

“Kami mendorong Pemerintah Kota, dinas terkait, serta Komnas Perlindungan Perempuan dan Anak untuk mengimplementasikan program pencegahan pemahaman radikalisme dan konten kekerasan secara optimal,” ujarnya dalam kegiatan “Deklarasi Anak Surabaya, Akses Konten Digital Aman dan Internet Sehat” di SMPN 19 Surabaya.

Samsul menekankan bahwa game online dengan konten kekerasan, seperti Grand Theft Auto (GTA), Roblox—termasuk modifikasi permainan yang dapat mengandung konten ekstrem—dan game serupa lainnya, perlu mendapat perhatian khusus karena berpotensi menjadi media penyebaran pengaruh negatif.

Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, turut menyuarakan kekhawatiran serupa. Menurutnya, paparan konten digital yang menampilkan aksi perampokan, kekerasan, hingga indikasi perilaku berbahaya lainnya dapat memengaruhi pola pikir dan perkembangan karakter anak.

“Permainan daring yang mengandung kekerasan sangat berbahaya karena dapat memengaruhi pola pikir anak dan membentuk karakter ke arah yang tidak baik. Beberapa game bahkan secara halus memperkenalkan perilaku berbahaya, sehingga anak dapat menganggap tindakan negatif sebagai sesuatu yang benar,” ujar Eri.

Kolaborasi antara Densus 88 Satgaswil Jatim dan Pemkot Surabaya tidak berhenti pada deklarasi. Ke depan, program sosialisasi akan digencarkan di sekolah-sekolah. Selain itu, Direktorat Pencegahan Densus 88 Mabes Polri juga akan menyelenggarakan program parenting bagi orang tua dan guru untuk memperkuat peran keluarga serta sekolah dalam menciptakan lingkungan pembelajaran yang aman dan sehat bagi anak.

Post Comment