Sebut Nama Gagah PT. GCW, Tidak Tahu Menahu Terkait Hibah Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya

SURABAYA || Infopol.news – Disinyalir adanya dugaan korupsi hibah Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya tahun 2020, 2021 dan 2022, mendapat hibah dari Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Pemprov Jatim) bernilai puluhan miliar rupiah. Diantaranya, termin pertama tahun 2020 bernilai Rp.13,5 miliar, termin kedua tahun 2021 sebesar Rp.20.262.533.000, dan termin ketiga tahun 2022, Rp.13 Miliar.
Dari ivestigasi dilapangan terbongkarnya lantaran mencatut beberapa nama kontraktor PT. Ardi Tekindo Perkasa (ATP). Dan diPerusahaan tersebut mengklaim ke media tidak pernah terlibat dalam pengadaan fisik kubah sekitar Rp.25 miliar. Menurut nara sumber, baru mengetahui nama PT. ATP setelah dugaan percakapan Agus Sofan Hadi dari PT. Gentayu Cakra Wibowo (GCW) dengan pihak PT. Bangun Kubah Sarana dan orang masjid bocor.
PT. ATP disebut-sebut sebagai pendamping pekerjaan kubah Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya yang digarap PT. Bangun Kubah Sarana, saat itu diwakili Sulihan, sekarang sudah meninggal dunia karena sebuah penyakit.
"Dari PT. ATP tidak pernah memasukkan surat penawaran mengikuti proyek, menandatangani surat kesanggupan pelaksanaan proyek dan pemberian jaminan proyek. Pihak PT. ATP tidak pernah ikut serta dan memasukkan segala data-data indentitas pribadi maupun data-data perusahaan terkait pekerjaan Masjid Al-Akbar. Pihak PT. ATP tau karena ada percakapan whatsApp dari Sofan juga menyebut nama Gagah," jelas nara sumber yang tidak mau disebut namanya ke awak media.
Atas tudingan ini, Agus Sofan Hadi tidak berhasil dikonfirmasi. Sementara, Komisaris PT. Gentayu Cakra Wibowo (GCW) Gagah Eko Wibowo membantah terlibat dalam proyek hibah Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya yang digelontorkan Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Pemprov Jatim).
"Kita tidak pernah ikut serta dan tidak tahu menahu tentang pembangunan Masjid Al-Akbar," singkat Gagah Eko Wibowo, Senin (10/6/24) kemarin.
Untuk diketahui penelusuran lebih dalam, awak media menemukan tempat proses pembuatan kubah masjid Al-Albar ternyata prodak lokal.
" Kita yang mengerjakan," kata Dedy Nurwahyudi, Senin (10/6/24) dikantornya wilayah Jalan Brigjend Katamso Gedongan Masjid nomor 43 Waru, Sidoarjo.
"Penutup kubah memakai pelat baja ("enamel sheet panel"), yang diwarnai lalu dipanaskan hingga 800 derajat celcius," tambahnya.
Informasi yang ada, Direktur PT. Bangun Kubah Sarana (BKS), almarhum Muhammad Sulihan sekarang diganti Fery Cahyanto. Untuk pekerjaan kubah Masjid Al-Akbar Surabaya, biaya permeter sekisaran Rp.2 juta lebih. Dedy Nurwahyudi mengaku, kubah Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya bernilai miliaran rupiah. "Biayanya Rp. 10 miliar lebih, saya lupa berapa pastinya," akunya. (Har)