Aktivitas Galian di Situs Pesarean Panji Laras Mojokerto Diduga Ancam Lingkungan dan Cagar Budaya

MOJOKERTO, Infopol.news – Aktivitas penggalian material batu secara intensif dilaporkan terus beroperasi di kawasan sekitar Pesarean Panji Laras, Dusun Lebak, Desa Lebak Jabung, Kecamatan Jatirejo, Kabupaten Mojokerto. Aktivitas yang diduga telah berlangsung bertahun-tahun ini menimbulkan kekhawatiran serius akan dampak kerusakan lingkungan dan ancaman terhadap kelestarian situs cagar budaya setempat.

Berdasarkan pantauan di lokasi, aktivitas galian telah meninggalkan cekungan besar yang mengelilingi kompleks pesarean. Sejumlah sumber menyatakan kekhawatiran bahwa meski telah berlangsung lama, aktivitas ini tidak tersentuh oleh penegakan hukum.

“Yang membuat kami heran, galian sebesar ini dan sudah beroperasi bertahun-tahun, tapi tidak ada tindakan dari aparat. Kami sudah beberapa kali melapor ke polsek, bahkan ke polres, tapi tidak ada perkembangan berarti,” ujar seorang warga yang enggan disebutkan namanya.

Proses pengambilan material batu dilakukan dengan menggunakan dua unit alat berat ekskavator untuk mengeruk dan memproses batu menjadi material split. Aktivitas ini diduga telah mengubah struktur tanah dan lereng alami di kawasan tersebut. Kondisi tebing galian yang curam dikhawatirkan dapat menimbulkan longsor, terutama saat musim hujan.

Menurut informasi yang diperoleh, laporan mengenai aktivitas galian ini juga telah disampaikan ke unit Krimsus Tipidter Polda setempat. Namun, hingga saat ini, belum ada tindakan penertiban yang signifikan terhadap aktivitas galian tersebut.

Pesarean Panji Laras yang dikenal masyarakat setempat sebagai makam Prabu Jayanegara atau Ki Jago, merupakan situs yang memiliki nilai sejarah dan budaya penting. Kedekatan lokasi galian dengan situs ini dikhawatirkan dapat mengganggu struktur tanah dasar situs dan mengurangi nilai spiritual kawasan tersebut.

Warga setempat mendesak adanya tindakan tegas dari penegak hukum. “Kami berharap aparat bisa bertindak tegas. Jangan sampai karena ada kepentingan tertentu, lalu kegiatan yang merusak lingkungan dan cagar budaya ini dibiarkan,” tambah warga lainnya.

Post Comment