Setelah Tiga Bulan Hilang, Korban Kapal Tenggelam Asal Pasuruan Akhirnya Dimakamkan

PASURUAN, Infopol.news – Setelah tiga bulan dinyatakan hilang dalam insiden tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya, jasad Mukhamad Syakur (37), warga Kota Pasuruan, akhirnya ditemukan.
Korban ditemukan dalam kondisi meninggal dunia di pantai wilayah Kabupaten Jembrana, Bali, pada Senin (6/10/2025).

Jenazah Syakur telah dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Krapyakrejo, Kota Pasuruan, pada Selasa (7/10/2025) malam.
Kedatangan jenazah di rumah duka, lingkungan Kranggilan, Kelurahan Krapyakrejo, sekitar pukul 20.30 WIB, disambut haru keluarga dan warga yang sudah menunggu sejak petang.

Setelah jenazah tiba, keluarga bersama warga setempat menggelar tahlil dan salat jenazah sebelum pemakaman dilakukan.

Tiga kerabat korban, yakni Agus (39), Sakhiya (27), dan Mukhamad Khasan (45), sebelumnya berangkat ke Bali untuk menjemput jenazah.
“Kami berangkat sore menggunakan kereta, lalu menyeberang dari Ketapang ke Jembrana malam harinya,” kata Agus, sepupu korban, saat ditemui di rumah duka.

Agus menyampaikan, jasad korban ditemukan warga setempat dalam kondisi terkubur pasir di tepi pantai. Meski telah tiga bulan dinyatakan hilang, sebagian besar tubuh korban masih dalam kondisi utuh.
“Sekitar 80 persen jasadnya masih utuh,” ujarnya.

Beberapa bagian tubuh mengalami kerusakan akibat lama terendam air laut. Namun, pakaian korban masih utuh, termasuk tas pinggang yang masih menempel di perut.
Dari dalam tas itulah petugas menemukan identitas diri korban. Temuan tersebut kemudian diperkuat oleh hasil pemeriksaan forensik melalui kecocokan struktur gigi.

Dikenal sebagai produsen mebel asal Pasuruan, Syakur kerap mengirimkan produknya ke Bali. Ia terakhir kali berangkat pada awal Juli 2025 menggunakan kapal KMP Tunu Pratama Jaya, sebelum kapal tersebut dilaporkan tenggelam.

Sakhiya, adik korban, mengenang almarhum sebagai pribadi yang baik dan peduli terhadap sesama. Sebelum berangkat ke Bali, Syakur sempat berencana menggelar santunan anak yatim pada 10 Muharam di musala dekat rumahnya.
“Kakak memang sudah lama punya niat mengadakan santunan. Kami tidak menyangka kepergiannya akan seperti ini,” tutur Sakhiya.

Keluarga mengaku telah ikhlas dengan kepergian Syakur dan bersyukur jasadnya dapat ditemukan.
“Selama ini kami hanya berdoa semoga almarhum ditemukan dalam kondisi apa pun. Alhamdulillah doa itu akhirnya dikabulkan,” pungkas Sakhiya.

Post Comment