TULUNGAGUNG, Infopol.news – Polres Tulungagung menerjunkan 19 personel ke Lapas Kelas IIB Tulungagung dalam rangka pengamanan khusus pada akhir pekan ini. Langkah ini mengundang perhatian, mengingat pengamanan ekstra biasanya dilakukan dalam kondisi tertentu.
Dari pantauan di lapangan, personel satuan Dalmas Polres Tulungagung tampak melakukan penjagaan ketat di sejumlah titik strategis lapas. Kegiatan ini dipimpin oleh Danton Dalmas, Iptu Tono, yang menyatakan bahwa tindakan tersebut merupakan bagian dari upaya preventif menjaga kondusivitas wilayah.
“Personel kami siap siaga dan melaksanakan tugas dengan profesional. Fokus utama tentu memastikan situasi di lapas kondusif, sehingga masyarakat juga merasa tenang,” ujar Iptu Tono.
Namun, tidak ada penjelasan rinci dari kepolisian terkait apakah pengamanan ini rutin atau berkaitan dengan situasi khusus di dalam lapas. Beberapa sumber internal yang enggan disebutkan namanya mengindikasikan bahwa ada peningkatan kewaspadaan menyusul informasi intelijen tentang potensi gangguan keamanan, baik dari dalam maupun luar lapas.
Koordinasi Antar Lembaga: Responsif atau Reaktif?
Kalapas Kelas IIB Tulungagung, Ma’ruf Prasetyo Hadianto, dalam keterangannya kepada media menyampaikan apresiasi atas keterlibatan Polres Tulungagung. Ia menyebut bahwa pengamanan ini merupakan bentuk sinergi antara lembaga pemasyarakatan dan aparat kepolisian.
“Kami terus meningkatkan koordinasi dan kerja sama dengan Polres Tulungagung. Ini juga bagian dari instruksi pimpinan agar selalu responsif terhadap perkembangan situasi di daerah,” kata Ma’ruf.
Namun, hingga berita ini ditulis, tidak ada keterangan resmi apakah tindakan ini merupakan bagian dari peningkatan standar pengamanan nasional di seluruh lapas, atau langkah khusus untuk mengantisipasi insiden tertentu di Lapas Tulungagung.
Investigasi kami menunjukkan bahwa Lapas Kelas IIB Tulungagung saat ini menampung lebih dari 300 warga binaan, sebagian di antaranya adalah narapidana kasus narkotika dan kejahatan berat. Sumber dari dalam lapas mengakui bahwa overkapasitas dan keterbatasan sumber daya manusia bisa menjadi potensi risiko keamanan.
Pengamanan Rutin atau Ada Sinyal Khusus?
Iptu Tono menyebut bahwa pengamanan ini merupakan bagian dari “tugas rutin.” Namun, narasumber kami dari kalangan mantan petugas lapas menyebutkan bahwa pengamanan seperti ini biasanya dilakukan dalam dua situasi: menjelang pemindahan narapidana kelas berat atau saat ada informasi potensi kerusuhan.
Penutup: Perlunya Transparansi dalam Pengamanan
Pengamanan ekstra di Lapas Tulungagung mungkin terlihat sebagai langkah positif menjaga ketertiban. Namun minimnya informasi terbuka kepada publik tentang alasan spesifik di balik penebalan personel berisiko menimbulkan spekulasi. Di tengah meningkatnya perhatian masyarakat terhadap isu transparansi dan hak asasi warga binaan, perlu ada kejelasan apakah pengamanan ini bersifat preventif rutin atau antisipatif terhadap ancaman nyata.
Pihak redaksi masih berupaya mengonfirmasi lebih lanjut kepada Kapolres Tulungagung dan pihak Kanwil Kemenkumham Jawa Timur mengenai latar belakang dan jangka waktu pengamanan tersebut.