SURABAYA, Infopol.news – Ketua Komisi IV DPR RI, Siti Hediati Soeharto, menyampaikan apresiasi atas peran Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) dalam mendukung program ketahanan pangan nasional. Apresiasi ini disampaikan dalam kegiatan penanaman jagung kuartal III tahun 2025 yang dilakukan secara serentak di 36 wilayah Indonesia, Kamis (10/7).
Kegiatan tersebut digelar di atas lahan seluas 795 ribu hektare dan dihadiri oleh Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman serta Menteri Perhutanan Raja Juli Antoni.
“Langkah Kapolri dan jajarannya dalam memperkuat kedaulatan pangan nasional merupakan kontribusi nyata yang patut diapresiasi,” ujar Siti Hediati, yang akrab disapa Titiek Soeharto.
Titiek juga menyinggung visi Presiden Prabowo Subianto yang menargetkan swasembada pangan dapat terwujud dalam waktu singkat dan menegaskan bahwa ketahanan pangan tidak dapat dicapai hanya oleh satu institusi.
“Kolaborasi lintas sektor sangat penting. Apa yang dilakukan Polri ini menunjukkan semangat gotong royong dalam mendukung ketahanan pangan,” tambahnya.
Ia menjelaskan bahwa dukungan Polri tidak hanya dalam aspek teknis pertanian, tetapi juga pada proses awal hingga pascapanen. Di antaranya, pencarian lahan, distribusi bibit dan pupuk, bantuan alat pertanian (sintan), serta jaminan penyerapan hasil panen. Selain itu, Polri juga telah merekrut bintara dengan kompetensi khusus di bidang pertanian, membangun 18 gudang pangan, serta mengembangkan aplikasi pendukung dan inovasi bibit unggul.
Pada semester pertama tahun 2025, Polri disebut berhasil mendorong produksi lebih dari 2 juta ton jagung. Kini, penanaman jagung kembali digencarkan untuk kuartal III dan dilakukan juga di lahan perhutanan sosial.
“Saya optimistis, jika langkah ini dilanjutkan secara konsisten, cita-cita menjadikan Indonesia sebagai lumbung pangan dunia bukan hal yang mustahil,” ungkapnya.
Titiek juga mengajak kementerian dan lembaga lain agar turut aktif dalam mendukung program serupa. Menurutnya, tantangan ketahanan pangan ke depan kian kompleks, termasuk berkurangnya lahan dan dampak perubahan iklim.
Namun, ia menilai program perhutanan sosial yang dikembangkan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dapat menjadi solusi. Program ini memungkinkan pemanfaatan hutan secara produktif tanpa merusak tutupan lahan.
“Dengan sistem agroforestri yang menanam tanaman kehutanan bersamaan dengan komoditas pangan seperti padi, jagung, kedelai, dan tebu, kesejahteraan masyarakat juga bisa meningkat,” jelasnya.
Titiek menambahkan bahwa saat ini telah terbit persetujuan perhutanan sosial seluas 8,3 juta hektare di berbagai daerah, termasuk melalui 15 ribu kelompok usaha. Lahan-lahan tersebut dinilai potensial untuk mendukung produksi pangan berbasis kehutanan.
Menutup pernyataannya, Titiek Soeharto menyampaikan terima kasih kepada seluruh jajaran Polri, khususnya Kapolda Jawa Tengah, atas pelaksanaan kegiatan tanam jagung di lahan perhutanan sosial. (Masbay)