MATARAM, 9 Juli 2025, Infopol.news – Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) semakin menunjukkan peran strategisnya sebagai lumbung bahan baku untuk industri Jawa Timur. Hal ini ditegaskan dalam kegiatan Misi Dagang yang digelar Pemerintah Provinsi Jawa Timur di Mataram, NTB, Rabu (9/7), dengan nilai transaksi yang mencetak rekor tertinggi sepanjang tahun 2025, mencapai Rp 1,068 triliun.

NTB tercatat memasok berbagai komoditas penting ke Jatim, seperti Yellow Fin Tuna, tembakau, jagung, hasil perikanan laut, kulit kambing mentah garaman, bibit bawang merah, hingga sapi hidup. Sementara itu, Jawa Timur membawa komoditas unggulan seperti pakan ikan dan udang, produk olahan unggas, batik, fashion, kopi, dan bumbu dapur organik.
Gubernur NTB, Lalu Muhammad Iqbal, menyampaikan kesiapan daerahnya untuk menjadi penyedia bahan baku yang andal bagi Jawa Timur. “Kami ingin menjalin hubungan saling melengkapi. NTB siap menjadi mitra bahan baku utama bagi Jawa Timur, dan banyak hal yang bisa kami pelajari dari perkembangan industri Jatim,” ujarnya.
Langkah ini sejalan dengan semangat kolaborasi yang diusung Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, yang menyatakan bahwa sinergi antara Jatim dan NTB akan membuka jalur distribusi bahan baku secara lebih efisien sekaligus memperkuat jaringan perdagangan domestik.
“Alhamdulillah, hingga pukul 17.00 WITA, total transaksi mencapai Rp 1,068 triliun. Dari angka ini, Jatim menjual produk senilai Rp 764,912 miliar dan membeli dari NTB senilai Rp 153,896 miliar. Sementara itu, transaksi investasi Jatim ke NTB mencapai Rp 150 miliar,” ungkap Khofifah.
Ia menambahkan bahwa transaksi tinggi ini bukan kebetulan, melainkan buah dari terbentuknya hubungan bisnis yang kuat antara pelaku usaha kedua daerah sejak beberapa tahun terakhir.
Tak hanya mencatat transaksi besar, kegiatan ini juga melahirkan kerja sama kelembagaan yang konkret. Sebanyak 14 Perjanjian Kerja Sama (PKS) ditandatangani antara perangkat daerah, BUMD, dan asosiasi dari dua provinsi, sebagai fondasi kuat bagi kerja sama jangka panjang.
Lebih dari 200 pelaku usaha berpartisipasi dalam misi dagang ini, terdiri atas 80 pelaku dari Jatim dan 120 dari NTB. Keberadaan mereka menjadi bukti antusiasme tinggi dunia usaha terhadap potensi kolaborasi antardaerah.
Menurut Gubernur Khofifah, optimalisasi muatan berangkat dan muatan balik sangat penting agar distribusi barang antarwilayah lebih efisien. “Kami ingin mendorong integrasi pasar dalam negeri untuk menekan impor dan mempercepat pertumbuhan ekonomi antarwilayah,” jelasnya.
Sebagai penutup, Khofifah menyampaikan optimismenya bahwa kerja sama ini akan semakin mempererat hubungan ekonomi dan budaya antara kedua provinsi. “Kami percaya bahwa dengan sinergi yang kuat, Jatim dan NTB akan tumbuh bersama sebagai pusat industri dan penyedia bahan baku nasional,” pungkasnya.
Turut hadir dalam agenda tersebut sejumlah tokoh penting, seperti Ketua DPRD Jatim Musyafak, Kepala OJK Jatim Yunita Linda Sari, Deputi Kepala BI Jatim Ridzky Pribadi, Ketua Kadin Jatim Dwi Putranto, serta jajaran BUMD dan asosiasi pelaku usaha dari Jatim dan NTB.