Surabaya, 25 Juni 2025, Infopol.news — Dosen Kebidanan Politeknik Kesehatan Kemenkes Surabaya, Queen Khairun Nisa’ Mairo, resmi meraih gelar Doktor dari Program Studi Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, setelah menjalani ujian terbuka promosi doktor pada Rabu (25/6). Ia dinyatakan lulus dengan predikat sangat memuaskan.
Dalam ujian terbuka tersebut, Dr. Queen mempresentasikan disertasi berjudul:
“Model Self Care dengan Falsafah Nadhofah dalam Pencegahan Keputihan Patologis pada Santri Husada di Pondok Pesantren.”
Penelitiannya mengangkat pendekatan promotif dan preventif berbasis nilai-nilai kebersihan dalam Islam (nadhofah) yang dikembangkan secara partisipatif di lingkungan pesantren. Disertasi ini diharapkan memberikan kontribusi pada praktik kesehatan perempuan berbasis komunitas, khususnya di kalangan santri.
Para penguji memberikan apresiasi atas penyampaian yang tenang dan sistematis dari promovendus. Salah satu catatan penguji menyebutkan bahwa Dr. Queen menunjukkan penguasaan mendalam terhadap materi, serta mampu menjawab pertanyaan dengan percaya diri dan argumentasi yang kuat.
Riwayat Pendidikan
Dr. Queen Mairo memiliki latar belakang unik yang memadukan pendidikan agama dan kesehatan.
Pendidikan Agama:
- MTs di Pondok Pesantren Assalam, Solo
- SMA di Pondok Pesantren Sunan Ampel, Jombang
- S1 Syariah di IAIN Sunan Ampel Surabaya
Pendidikan Kesehatan:
- D3 Kebidanan di Akademi Kebidanan Yarsi
- Sarjana Terapan Kebidanan (S.ST)
- Magister Kebidanan (M.Keb) di Universitas Padjadjaran, Bandung
- Doktor Kesehatan Masyarakat (Dr.Kesmas) di Universitas Airlangga, Surabaya
Saat ini, ia mengajar sebagai dosen tetap di Jurusan Kebidanan, Poltekkes Kemenkes Surabaya.
Dukungan Keluarga
Keluarga menyampaikan rasa syukur atas capaian ini. Dalam pernyataan singkat, keluarga menyebut bahwa Dr. Queen menyelesaikan pendidikan doktornya dengan penuh komitmen dan semangat berbagi ilmu untuk kemaslahatan masyarakat.
“Kami bersyukur atas kelulusan ini. Semoga ilmunya membawa keberkahan dan bermanfaat bagi masyarakat luas, terutama dalam pengembangan pendidikan kesehatan berbasis nilai-nilai lokal,” ujar pihak keluarga.
Capaian ini menambah daftar akademisi perempuan yang berkontribusi di bidang kesehatan reproduksi dan pendidikan berbasis pesantren. Dr. Queen diharapkan dapat terus mengembangkan riset-riset kontekstual yang mendukung pelayanan kesehatan komunitas berbasis budaya dan agama.