Pariwisata Jatim Bangkit, Kunjungan Wisman Melonjak 58 Persen

Surabaya – Jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Jawa Timur terus menunjukkan tren positif. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur yang dirilis pada 2 Juni 2025, tercatat sebanyak 24.800 kunjungan wisman melalui Bandara Internasional Juanda pada April 2025.

Angka ini naik signifikan sebesar 58,50 persen dibandingkan bulan sebelumnya yang mencapai 15.647 kunjungan. Secara kumulatif, jumlah kunjungan wisman ke Jawa Timur dari Januari hingga April 2025 mencapai 81.771 kunjungan.

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, saat melaksanakan ibadah haji di Madinah (10/6/2025), menyambut baik peningkatan ini. Ia menyebut capaian tersebut sebagai bukti meningkatnya kepercayaan dunia terhadap Jawa Timur sebagai destinasi wisata.

“Alhamdulillah, ini menunjukkan bahwa kepercayaan internasional terhadap Jawa Timur sebagai tujuan wisata terus tumbuh,” ujar Khofifah.

Berdasarkan data BPS, wisatawan asal Tiongkok mendominasi kunjungan pada April 2025 dengan jumlah 8.471 kunjungan, setara 34,16 persen dari total kunjungan. Disusul oleh wisatawan dari Malaysia sebanyak 5.267 kunjungan dan Singapura sebanyak 1.754 kunjungan. Kunjungan dari Thailand juga mengalami lonjakan signifikan sebesar 403,82 persen, dari 131 kunjungan pada Maret menjadi 660 kunjungan pada April 2025.

Khofifah menyampaikan, peningkatan ini merupakan hasil kerja keras banyak pihak dalam menjaga daya tarik dan kualitas layanan destinasi wisata di Jawa Timur. Ia menyebut, promosi pariwisata yang gencar mulai menunjukkan hasil positif.

“Ini sinyal bahwa brand pariwisata Jawa Timur makin dikenal. Capaian ini adalah hasil kerja bersama dalam menjaga kualitas dan daya saing destinasi,” jelasnya.

Pemprov Jatim, menurut Khofifah, terus mendorong pengembangan destinasi unggulan seperti Bromo-Tengger-Semeru, Kawah Ijen, Pantai Selatan, serta kawasan budaya di Madura. Pembangunan pariwisata juga diarahkan agar menyentuh aspek sosial, budaya, dan lingkungan.

“Kami ingin pariwisata yang tumbuh secara berkelanjutan. Tidak hanya menarik secara visual, tapi juga membawa dampak ekonomi dan tetap menjaga nilai-nilai kearifan lokal,” imbuhnya.

Salah satu fokus utama saat ini adalah penguatan konektivitas. Pemprov Jatim tengah menjajaki kerja sama dengan berbagai maskapai untuk membuka penerbangan langsung ke Surabaya dari kota-kota besar di Asia dan Timur Tengah. Beberapa rute direct flight yang telah dibuka antara lain Thailand–Surabaya dan Guangzhou–Surabaya.

“Konektivitas udara adalah kunci. Semakin mudah akses ke Jawa Timur, maka semakin tinggi potensi kunjungan wisatawan,” tegas Khofifah.

Untuk menjawab kebutuhan wisatawan era digital, Pemprov juga meluncurkan platform SIDITA (Sistem Informasi Daya Tarik Wisata) dan Majapahit Digital (Majadigi). Dua layanan digital ini dirancang untuk memudahkan wisatawan mengakses informasi, melakukan reservasi, serta menikmati berbagai promo wisata.

Khofifah menyebut, promosi digital dan pengalaman wisata yang cepat, mudah, dan nyaman kini menjadi kebutuhan utama wisatawan global.

Selain promosi digital, Pemprov juga aktif mengikuti berbagai ajang promosi wisata internasional serta menggandeng diaspora dan duta wisata dalam mengenalkan budaya dan potensi pariwisata Jatim secara lebih luas.

“Kita tidak hanya menjual keindahan alam, tapi juga keunikan budaya dan nilai-nilai lokal. Ini diplomasi budaya yang sangat efektif,” katanya.

Khofifah juga menegaskan bahwa aspek keamanan, kenyamanan, dan pelayanan wisata tetap menjadi prioritas. Pemprov mendorong pelaku usaha wisata agar memenuhi standar CHSE (Cleanliness, Health, Safety, and Environment Sustainability) serta meningkatkan kualitas SDM melalui pelatihan dan sertifikasi.

“Pelayanan yang profesional membuat wisatawan merasa aman dan dihargai. Kepercayaan wisatawan adalah segalanya,” ucapnya.

Ia menambahkan, pariwisata adalah sektor strategis yang mampu mendorong pertumbuhan ekonomi daerah, mendukung UMKM, serta melestarikan budaya lokal. Oleh karena itu, pembangunan sektor ini harus inklusif dan berdampak langsung pada masyarakat.

“Pariwisata bukan hanya soal jumlah kunjungan, tapi juga dampaknya. Kalau wisata tumbuh, ekonomi bergerak, budaya terangkat, dan masyarakat ikut sejahtera,” tambahnya.

Khofifah berharap tren peningkatan ini terus berlanjut dan menjadi penggerak pertumbuhan ekonomi inklusif di Jawa Timur. Ia juga mengajak masyarakat menjaga keramahan, kebersihan, dan kenyamanan di tiap destinasi wisata.

“Setiap senyuman, pelayanan ramah, dan lingkungan yang bersih adalah promosi paling nyata di mata wisatawan. Mari jaga citra baik Jawa Timur bersama-sama,” pungkasnya. (*)

Tinggalkan komentar