Disinfektan Berbahaya Bagi Manusia

  • Selasa, 07-April-2020 (08:51) Info Layanan redaktur

    Penyebaran virus corona jenis baru (Covid-19) yang saat ini tengah mewabah di Indonesia, pemerintah terus melakukan tindakan pencegahan hingga penegakan hukum. Instansi pemerintah hingga masyarakat melakukan terobosan-terobosan dalam mencegah penyebaran virus tersebut, salah satunya dengan menyemprot disinfektan.

    Bahkan, tak sedikit orang yang menyemprot cairan disinfektan ke tubuh, jalanan, hingga membuat bilik disinfektan (chamber). Tetapi, apakah penggunaan bilik disinfektan hingga semprotan disinfektan ke tubuh merupakan cara efektif guna mencegah penyebaran virus corona?

    Disinfektan adalah jenis cairan pembersih yang umumnya dibuat dari hidrogen peroksida, creosote, alkohol, atau klorin yang bertujuan membunuh berbagai macam bakteri, virus, kuman, dan mikroorganisme berbahaya lain yang terdapat pada ruangan atau permukaan benda.

    Di tengah pandemi virus corona ini, banyak orang menggunakan cairan disinfektan untuk membersihkan permukaan benda-benda yang paling sering disentuh oleh orang banyak. Misalnya, gagang pintu, meja, kursi, keran wastafel, ponsel, lemari, dan lain-lain. Hal tersebut dilakukan untuk menurunkan angka penyebaran virus corona.

    Penggunaan disinfektan pun semakin marak di sejumlah wilayah di Indonesia, seperti di tempat ibadah, gedung, pintu gerbang perumahan, dan tempat publik lainnya, melalui pembuatan bilik disinfektan atau chamber.

    Cara kerjanya chamber, orang-orang yang masuk ke dalam bilik tersebut lalu disemprotkan cairan disinfektan dari berbagai arah. Penyemprotan disinfektan diyakini dapat membunuh berbagai macam virus, termasuk virus corona Covid-19, yang menempel di tubuh serta permukaan pakaian, tas, sepatu, atau barang yang dibawa orang tersebut.

    Penggunaan bilik disinfektan sebenarnya tidak boleh sembarangan, melainkan harus sesuai syarat standar keamanan yang tepat. Umumnya, bilik disinfektan atau chamber digunakan di pintu laboratorium medis, di mana orang yang masuk ke dalamnya harus menggunakan alat pelindung diri yang lengkap, seperti masker, sarung tangan, dan baju hazmat.

    Lantas, efektifkah penggunaan bilik disinfektan untuk mencegah penyebaran virus corona? penggunaan bilik disinfektan ini ternyata tidak direkomendasikan oleh World Health Organization (WHO). Sebab, beberapa kandungan dalam larutan disinfektan, seperti alkohol dan klorin, justru berisiko membahayakan bagi kesehatan tubuh manusia.

    Menyemprotkan bahan-bahan kimia tersebut dapat berbahaya apabila terkena pakaian hingga menyentuh permukaan kulit atau selaput lendir manusia, seperti mata dan mulut. Penggunaan sinar atau radiasi ultraviolet dengan konsentrasi berlebihan dalam bilik disinfektan untuk membunuh virus, bakteri, atau mikroorganisme penyebab infeksi penyakit pada jangka panjang juga dapat berpotensi menimbulkan kanker kulit.

    Selain itu, kandungan alkohol, klorin, dan hidrogen peroksida pada cairan disinfektan juga tidak dapat membunuh virus yang sudah masuk ke dalam tubuh.

    Bahaya menyemprot disinfektan pada tubuh manusia. Selain penggunaan bilik disinfektan, tak sedikit masyarakat yang kini gencar menyemprot disinfektan secara langsung pada tubuh manusia.

    Misalnya, menyemprot disinfektan pada orang-orang yang akan masuk ke suatu gedung, pemukiman, atau gerbang perumahan. Bahkan, kondisi ini mungkin sering Anda lihat pada pengemudi ojek online yang lalu lalang mengemudi atau mengantarkan pesanan makanan.

    Prinsipnya sama, menyemprot disinfektan pada tubuh orang-orang tersebut diklaim dapat membunuh berbagai macam virus dan mikroorganisme yang mungkin menempel pada tubuh serta permukaan benda mati yang mereka bawa.

    Faktanya, kandungan alkohol, klorin, dan hidrogen peroksida yang terkandung pada cairan disinfektan dapat bersifat karsinogenik (beracun) apabila terhirup oleh pernapasan manusia dalam jangka panjang.

    Jika terkena kulit atau selaput lendir manusia, seperti mata dan mulut, dapat mengikis lapisan tersebut sehingga menimbulkan iritasi. Akibatnya, kuman dapat masuk dengan mudah ke area tubuh sehingga menyebabkan peradangan.

    Terlebih belum tentu cairan disinfektan yang digunakan oleh masyarakat untuk menyemprot tubuh orang-orang yang lalu lalang tersebut mengandung zat alkohol, klorin, dan hidrogen peroksida.

    Pasalnya, bisa saja campuran kandungan disinfektan yang mereka gunakan justru tidak mengandung zat-zat tersebut sehingga tidak efektif dalam mencegah penyebaran virus corona.

    Alkohol dan klorin hanya boleh digunakan sebagai disinfektan untuk membunuh virus, bakteri, dan mikroorganisme yang terdapat pada permukaan benda mati, seperti jalanan, pagar rumah, kendaraan bermotor, perabotan rumah tangga yang sering disentuh banyak orang, dan lain-lain.

    Meski demikian, penggunaan cairan disinfektan pada permukaan benda tetap harus sesuai dengan petunjuk penggunaan yang direkomendasikan. (sehatq.com)

Share This :

Copyright © 2020 CV. Natusi